Tuesday, February 8, 2011

Being Activist…?? Why Not..??!!

Banyak orang bilang masa paling indah dan bersejarah adalah masa SMA. Boleh jadi benar, karena pada masa tersebut telah terjadi perubahan hormonal secara besar-besaran dalam tubuh kita, sehingga rasanya kita ingin sekali tampil beda dan mengesankan di depan orang lain, wabil khusus di depan lawan jenis. Bagi mereka yang baru mendapatkan cinta pertamanya di SMA, mereka akan bilang, “my best moment in my whole life is when I was in Senior High School”.
Diwaktu SMA, mungkin sebagian dari sahabat telah mengenyam banyak pengalaman, karena terlibat aktif dalam organisasi siswa, seperti OSIS, Pramuka, organisasi intra maupun organisasi ekstra lainnya.

Namun ada masa yang tak kalah jauh lebih indah sebenarnya, jika kita sendiri mempunyai keinginan kuat untuk menciptakan pengalaman-pengalaman hebat. Ya, masa itu adalah masa yang sekarang telah dan akan sahabat jalani sampai beberapa tahun yang akan datang. Saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus, entah disadari atau tidak dalam perjalanannya nanti, masa kuliah akan mengajari sahabat banyak hal tentang kehidupan yang sesungguhnya.
Banyak waktu yang akan sahabat habiskan, idealnya banyak pula input knowledge, valuable experiences yang membuat sahabat lebih matang untuk menapaki kehidupan selanjutnya di fakultas kehidupan.

Predikat sebagai Agent of Social Change tidak akan pernah hilang selama sahabat menjadi mahasiswa. Titel yang sangat prestisius, karena tidak semua orang mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa. Sebagai kaum intelektual muda yang diharapkan nanti akan menjadi generasi penerus para pemimpin bangsa. Untuk itu, sudah seyogyanya sahabat berusaha memaksimalkan waktu yang begitu singkat untuk tidak hanya sekedar belajar di bangku kuliah, namun mencari ilmu dan pengalaman lainnya di luar kelas.

Secara umum, terdapat tiga karakteristik mahasiswa. Yang pertama adalah Mahasiswa Akademis, sebutuan ini biasanya dialamatkan untuk mahasiswa yang hanya sibuk dan asyik dengan kegiatan kuliahnya, tidak ada aktivitas lain selain berkutat dengan seputar pelajaran di kelas, apa yang ada di pikirannya adalah bagaimana mereka dapat lulus secepatnya dengan perolehan IPK setinggi-tingginya.
Tidak salah memang, tapi alangkah ruginya jika masa kuliah sahabat (masa-masa emas pengembangan diri) yang harusnya memberi sahabat banyak pengalaman, namun hanya dihabiskan di bangku kuliah tanpa mendapatkan ilmu-ilmu berharga yang lainnya, padahal masih banyak ilmu-ilmu terapan yang hanya bisa kita dapatkan di organisasi.

Yang Kedua, Mahasiswa Organisatoris. Sebutan untuk mahasiwa yang hanya aktif dengan kesibukannya di organisasi, kuliah hanya di jadikan sebagai aktifitas seperlunya, mereka menganggap bahwa kuliah adalah hal yang sepele, remeh, mudah. Bagi mereka menunaikan tanggung jawab di organisasi adalah hal yang paling mutlak untuk di dahulukan dari pada tanggung jawab lainnya.
Sebagai sarana untuk memperkuat kapabilitas, menurut penulis, menjadi Mahasiswa Organisatoris adalah hal yang tepat, namun jika tidak diimbangi dengan kapasitas intelektual, maka akan mengurangi daya saing sahabat untuk berkompetisi dimasa mendatang, karena mau tidak mau tugas utama sahabat sebagai mahasiwa adalah belajar, setidaknya sahabat menguasai bidang disiplin ilmunya.

Yang Ketiga, Mahasiswa Akademis dan Organisatoris. Predikat ini yang paling ideal, karena selain tugas utamanya sebagai mahasiwa yang harus mendalami bidang ilmunya, mereka juga sibuk dengan menggali potensinya di luar bangku kuliah. Mereka terlibat aktif di organisasi, karena bagi mereka, organisasi adalah tempat yang paling nyata untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kemampuan dan bakat-bakat terpendamnya, mengimplementasikan teori-teori yang mereka pelajari di bangku kuliah, sebagai wujud aktualisasi diri.

Nah, dengan melihat kekurangan dan kelebihan tiga karakteristik mahasiswa diatas, sejauh ini sahabat berada di kelompok yang mana??
Jika sahabat masih tergolong hanya sebagai mahasiswa Akademis ataupun Organisatoris, belum terlambat, sahabat masih mempunyai waktu untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.

Hampir bisa dipastikan akan timbul persoalan baru jika sahabat menjadi mahasiswa Akademis dan Organisatoris, terutama menyangkut pembagian waktu, how to allocate our time to study and to do our organizational assignments??

Tidak jarang, sahabat akan dibenturkan dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan. Katakanlah satu sisi sahabat harus mengerjakan tugas kuliah, dan disisi lain sahabat dituntut untuk menunaikan kewajiban sebagai pengurus organisasi. Jangan khawatir, pada masa-masa awal ketika penulis memasuki dunia organisasi, penulis juga merasakan hal yang sama, namun seiring berjalannya waktu, semuanya dapat terlaksana dan justru ini menjadi the art of organization dan kesan tersendiri bagi penulis sebagai mahasiswa yang harus pandai mengatur waktu dan tegas mengambil sikap.


The art of organization


Manajemen, Menurut James A F Stoner dalam bukunya yang berjudul "Management", mengungkapkan bahwa Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama.
Sedangakan organisasi secara umum merupakan sebuah wadah atau lembaga yang didalamya berisi anggota-anggota yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memaksimalkan segala potensi yang ada.

Berbicara teori manajemen, walaupun banyak ahli yang telah menguraikan tentang teori tersebut, namun kita tidak akan bisa lari dari George R. Terry, dengan konsep POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), kemudian Louis Allen dengan konsep POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling), serta Harrold K dan Cryll O’Donnel dengan konsep POSDLC (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Leading, and Controlling).

Penulis tidak akan membahas panjang lebar tentang teori-teori diatas, karena penulis meyakini bahwa sahabat sudah mempunyai pnegetahuan yang lebih dari cukup dari para dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Yang ingin penulis tekankan, bahwa terkadang keadaan di lapangan jauh berbeda dengan apa yang ada ada dalam teori.
Masalah yang terlihat kecil akan menjadi besar jika kita tidak pandai mengelolanya, perlu kedewasaan dan kearifan untuk meecahkan persoalan secara bersama-sama. Pelajaran seperti ini yang sahabat-sahabat tidak akan pernah peroleh di dalam bangku kuliah yang hanya berkutat dengan teori tanpa memperdulikan aspek praktek di lapangan.

Yang perlu diketahui dan menjadi benang merah adalah bahwa kita harus tahu dan sadar betul peran dan posisi kita dalam organisasi, harus ada rencana dan tujuan yang nyata, job description yang jelas, komunikasi yang sehat, serta aspek yang tidak kalah penting adalah faktor kebersamaan dan kekeluargaan yang sudah tertanam bertahun-tahun dalam tubuh PMII KOMFEIS dan disadari ataupun tidak ini menjadi intangible assets yang justru terkadang menjadi faktor penentu keberhasilan organisasi. Semangat tersebut harus senantiasa dipertahankan atau bahkan mungkin senantiasa ditingkatkan.

Sebagai salah satu alumnus yang pernah berkecimpung di PMII KOMFEIS, penulis menyarankan agar setelah mengikuti training Manajemen Organisasi ini, sahabat dapat membuka cakrawala berfikir seluas-luasnya. Sangat jelas bahwa sahabat adalah Agent of Social Change, sebagai motor penggerak bangsa. Dengan alokasi waktu kuliah yang begitu singkat, manfaatkanlah untuk tidak hanya aktif dalam diskusi-diskusi di bangku kuliah, namun sahabat harus menggali potensi, memupuk kreatifitas, meningkatkan skills, kapasitas dan kapabilitas dengan mencemburkan diri di organisasi, dan mencobalah untuk mengambil peran yang lebih besar. PMII KOMFEIS adalah tempat yang paling tepat untuk mengasah diri, sehingga masa kuliah juga menjadi masa yang indah dengan sejuta pengalaman.

Terakhir, semoga tulisan singkat ini dapat kembali membangkitkan gairah sahabat untuk tertantang menjadi yang lebih baik dari pada generasi-generasi sebelumnya.

Salam Semangat..!!!

Oleh Moh. Nurul Shobah

* Disampaikan pada training Manajemen Organisasi (MO) yang diadakan oleh PMII KOMFEIS Cabang Ciputat, 20-21 Nopember 2010, di Tebar Iman, Cimanggis.
Tulisan ini jauh dari kesan formal, agar lebih santai dan mudah dipahami peserta.